Seni lukis kaca cirebon
Lukisan Kaca telah dikenal di Cirebon
sejak abad ke-17 Masehi. Keberadaannya bersamaan dengan berkembangnya
Agama Islam di Pulau Jawa. Lukisan Kaca berperan sebagai media dakwah
Islam pada masa pemerintahan Panembahan Ratu di Cirebon. Lukisannya
berupa Kaligrafi dan Wayang. Pengaruh Islam menjadi ciri khas dari
lukisan kaca Cirebon, seperti gambar kabah, masjid dan kaligrafi berisi
ayat-ayat Alquran atau Hadis.
Cerita wayang berpengaruh pada pilihan
tema lukisan kaca. Para pengrajin lukisan kaca selalu menampilkan tokoh
seperti Kresna, Arjuna, Rama, Lesmana, dan lain-lain. Masa kejayaan
lukisan kaca diperkirakan dimulai pada abad ke-19 sampai awal abad
ke-20. Sekurang-kurangnya hingga tahun 1950-an. Ketika itu hampir semua
rumah di Cirebon terpasang lukisan kaca. Lukisan kaca itu bukan sekedar
hiasan, namun dipercaya sebagai penolak bala. Pda tahun 1960-an
merupakan masa-masa suram bagi seniman lukis kaca. Sejak awal tahun
1980-an, aktivitas lukisan kaca mulai bangkit dan terus berkembang.
Lukisan Kaca Cirebonan merupakan seni
lukis dengan mempergunakan media kaca. Teknik melukisnya dilakukan
dengan cara terbalik atau melukis dibagian belakang. Hasil lukisannya
biasa dilihat dari bagian depan. Lukisan Kaca Cirebonan memiliki
keunikan dalam penggarapannya. Melukis di bagian belakang sangat
membutuhkan ketelitian, keterampilan dan kesabaran. Seorang Pelukis Kaca
harus mampu menghindarkan diri dari kesalahan ketika melakukan
pengecatan. Pewarnaannya menganut Gelap ke Terang dan Terang ke Gelap.
Demikian pula, ketelitian dalam menggoreskan kwas perlu dimiliki, agar
tidak menabrak kontour (garis gambar), ketelitian dalam
mencampur/mengoplos warna dan ketelitian dalam menentukan ragam hias.
Leave a Comment